ASI merupakan nutrisi utama yang dibutuhkan bayi. Namun, memasuki usia 6 bulan, memberikan ASI saja tidaklah cukup. Di usia ini, bayi tumbuh dengan pesat, sehingga membutuhkan nutrisi tambahan dari makanan pendamping ASI atau MPASI. Nah, sebelum memberikan si Kecil MPASI, MomDad perlu memperhatikan beberapa hal agar nutrisinya terpenuhi. Apa saja?
Kesiapan Bayi
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, salah satu tanda bayi sudah bisa diberikan MPASI adalah ketika ia sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri. Selain itu, pastikan bayi juga sudah bisa menahan lehernya tanpa harus bersandar atau dibantu. Jika leher dan kepala sudah tegak, bayi pun bisa menjaga keseimbangan tubuhnya saat makan.
Tanda selanjutnya yang bisa dijadikan acuan untuk memberikan MPASI adalah ketika si Kecil sudah bisa duduk sendiri maupun dibantu MomDad. Akan lebih baik jika sudah bisa duduk sendiri karena ia sudah bisa menjaga keseimbangan tubuh, serta bisa meraih benda di sekitarnya.
MPASI harus Adekuat
MPASI harus memenuhi nutrisi bayi, baik makronutrien (karbohidrat, lemak, protein) serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral seperti zat besi, vitamin A, B, kalsium, dan lain sebagainya. Gimana sih cara memastikan MPASI yang diberikan adekuat? Nah, MomDad bisa lihat secara kualitas dan kuantitas. Kuantitas bisa tergantung pada usia, bagaimana teksturnya, frekuensi, dan jumlahnya per kali makan. Sementara kualitas, maka MomDad harus memperhatikan protein, terutama protein hewani yang dapat mencegah stunting.
Berikut rumus dasar MPASI adekuat yang bisa MomDad terapkan:
Prioritaskan protein 10-15% dari total kebutuhan kalori.
Sumber karbohidrat antara 35-55% dari kebutuhan kalori.
Sumber lemak 30-45% dari total kebutuhan kalori.
Sayur atau buah sifatnya hanya sebagai pengenalan. Jadi, MomDad bisa memberikannya sedikit saja, jangan terlalu banyak.
Buat Jadwal Menu MPASI
Menentukan menu MPASI mungkin menjadi salah satu tantangan untuk para orang tua. Khawatir si Kecil bosan atau bahkan tidak suka dengan makanannya. Oleh karena itu, MomDad perlu membuat berbagai menu MPASI agar si Kecil tidak bosan. Sebaiknya, buat jadwal menu MPASI untuk seminggu ke depan untuk memudahkan MomDad saat menyiapkan MPASI, ya.
Terapkan Responsive Feeding
Orang tua bertugas menyediakan makanan yang sehat, bergizi dan bervariasi (what to eat), mengatur jadwal makan (when to eat), dan tempat makan (where to eat). Namun, anaklah yang menentukan seberapa banyak yang ia mau makan (how much). Di sini, responsive feeding sangat perlu diterapkan, dengan melihat sinyal lapar dan kenyang anak.
Perhatikan Tekstur
Pastikan tekstur makanan sesuai dengan tingkat kemampuan makan anak. mulailah dengan tekstur makanan yang lembut dan mudah dikunyah, seperti bubur halus, pure, atau makanan tumbukan, dan secara perlahan tambahkan makanan dengan tekstur yang lebih keras dan bervariasi.
Nah, untuk mengenalkan si Kecil MPASI yang lezat, kaya nutrisi, serta sesuai tekstur, MomDad dapat memberikan SUN Bubur Bayi Pisang Susu! Bubur sereal susu untuk bayi usia 6 bulan ke atas ini, hadir dengan tekstur lembut, sesuai dengan kebutuhan bayi usia 6 bulan dan mengandung gizi lengkap seimbang, di antaranya:
Tinggi protein, diperkaya 11 vitamin dan 6 mineral
Tinggi zat besi, yang diperlukan untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, dukung tumbuh kembang optimal
Tinggi zink, magnesium dan vitamin D untuk pertumbuhan optimal
Mengandung DHA dan Kolin
Dibuat dari bahan alami sehingga aman dan tanpa pengawet
Tertarik ingin memberikan SUN Bubur Bayi Pisang Susu atau varian SUN lainnya sebagai tahapan awal MPASI si Kecil? Produk ini bisa MomDad dapatkan melalui e-commerce, Indomaret dan Alfamart
Referensi:
Yuliarti K. Apa yang perlu ibu ketahui tentang MPASI. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017
Instagram Live PrimaKu & IDAI, Hari Gizi Nasional 2023 “Cegah Stunting dengan Protein Hewani” bersama dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A sebagai moderator & Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K) sebagai narasumber.
Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan balita di Indonesia untuk mencegah malnutrisi. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015
Sumber